Selasa, 01 Januari 2013

Pendekatan Realitas



 Konsep Dasar
Pendekatan realitas berlandaskan premis bahwa ada suatu kebutuhan psikologi tunggal yang hadir sepanjang hidup, yaitu kebutuhan akan identitas yang mencakup suatu kebutuhan untuk merasakan keunikan, keterpisahan dan ketersendirian.
Menurut pendekatan realitas, akan sangat berguna apabila menganggap identitas dalam pengertian “identitas keberhasilan” lawan “identitas kegagalan”. Dalam pembentukan identitas asing-masing dari kita mengembangkan keterlibatan-keterlibatan dengan orang lain dan dengan bayangan diri, yang dengannya kita relative merasa berhasil atau tidak berhasil.
Menurut Glasser, basis dari terapi realitas adalah membantu klien dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar psikologisnya yang mencakup “kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain”.
  Pandangan Tentang Sifat Manusia
Pandangan tentang manusia mencakup pernyataan bahwa suatu “kekuatan pertumbuhan” mendorong kita untuk berusaha mencapai suatu identitas keberhasilan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Glasser dan Zunin, “kami percaya bahwa masing-masing individu memiliki kekuatan kearah kesehatan dan pertumbuhan. Pada dasarnya orang-orang ingin puas hati dan merasakan identitas keberhasilan menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab dan memiliki hubungan interpersonal yang penuh makna”. Pandangan terapi realitas menyatakan bahwa, karena individu dapat mengubah cara hidup, perasaan, dan tingkah lakunya, maka merekapun dapat mengubah identitasnya. Perubahan identitas bergantung pada perubahan tingkah laku.

  Secara lebih terperinci hakikat manusia menurut pendekatan realistis adalah sebagai berkut:
o   Manusia memiliki kebutuhan psikologis tunggal yang disebut kebutuhan akan identitas
o   Manusia memiliki kekuatan untuk tumbuh yang mendorong menuju ke identitas sukses
o   Kekuatan tumbuh bukanlah bawaan
o   Manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri dan bertanggung jawab
o   Manusia adalah agen perubahan terhadap dirinya sendiri.
C.                 Cirri-Ciri Pendekatan Realistis
       Sekurang-kurangnya ada delapan cirri yang menentukan terapi realitas sebagai berikut.
1.      Terapi realitas menolak konsep tentang penyakit mental. Ia berasumsi bahwa bentuk-bentuk gangguan tingkah laku yang spesifik adalah akibat dari ketidak bertanggungjawaban.
2.      Terapi realistis berfocus pada tingkah laku sekarang atau menekankan kesadaran atau tingkah laku sekarang.
3.      Terapi realistis berfokus pada masa sekarang bukan masa lampau, karena masa lampau seseorang itu telah tetap dan tidak dapat diubah maka yang dapat diubah hanya masa sekarang dan masa yang akan datang.
4.      Terapi realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai. Terapi realitas menempatkan pokok kepentingannya pada peran klien dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yang menjadi penyebab kegagalannya.
5.      Terapi realitas tidak menekankan transferensi. Terapi realitas menghimbau agarpara terapis menempuh cara beradanya yang sejati, yakni menjadi diri sendiri tidak memainkan peran sebagai ayah dan ibu klien.
6.      Terapi realitas menghapus hukuman.
7.      Terapi realitas menekankan aspek-aspek kesadaran .
8.      Terapi realistis menekankan tanggungjawab. Menurut Glasser, orang yang bertanggung jawab melakukan apa-apa yang memberikan kepada dirinya perasaan diri berguna dan perasaan bahwa dirinya dan berguna bagi orang lain.
Tujuan Konseling :
o    Membantu individu mencapai otonomi, yaitu kematangan yang diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan internal.
o    Membantu individu dalam mengartikan dan memperjelas tujuan hidup mereka.
o    Klien mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab atas siapa mereka dan ingin jadi apa mereka serta mengembangkan rencana-rencana yang bertanggung jawab dan realistis guna mencapai tujuan-tujuan mereka.
o    Klien mampu melaksanakan rencana-rencananya secara mendiri.
Karakteristik Konselor
Ø  Konselor aktif secara verbal dalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan
Ø  Membawa klien menghadapi realita
Ø  Mengantarkan klien mengambil keputusan
Ø  Membimbing
Ø  Moralis, mengajar klien
 Karakteristik Klien
ü  Klien memusatkan pada tingkah laku
ü  Klien membuat dan menyepakati rencana dengan konselor
ü  Klien mengevaluasi tingkah lakunya sendiri
ü  Kliena harus belajar kecanduan positif
ü  Klien mengembangkan sikap yang bertanggung jawab
ü  Semakin sadar akan tingkah lakunya
Peran Konselor
·         Konselor terlibat dengan klien membawa klien menghadapi realita
·         Tidak membuat pertimbangan nilai dan keputusan bagi klien
·         Sebagai pembimbingyang membantu klien agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis.
·         Memberi pujian apabila klien bertindak dengan cara bertanggung jawab.
·         Mengajari klien bahwa tujuan terapi tidak diarahkan kepada kebahagiaan, karena menurut terapi realistis klien bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri.
Teknik Konseling
1.      Terlibat dalam permainan peran dengan klien
2.      Menggunakan humor
3.      Mengkonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun
4.      Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana spesifik bagi perubahan
5.      Melayani klien sebagai model dan guru
6.      Menentukan batas-batas dan menyusun situasi terapi
7.      Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang tepat untuk menentang klien dengan tingkah lakunya yang tidak realistis
8.      Melibatkan diri dengan klien dalam upaya mencari kehidupan yang lebih efektif
        Kelebihan Dan Kelemahan
Kelebihan
à        Klien bisa belajar TI yang lebih realistic dan karenanya bisa tercapai keberhasilan
à        Jangka waktu terapi yang relatif pendek dan berurusan dengan masalah TL sadar
à        Langsung lebih cepat menyadarkan klien karena menggunakan secara langsung mengajak klien berbuat.
à        Bersifat praktis, luwes dan efektif
à        Mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan pengetahuan tentang diagnosis dan psikopatologi.
Kelemahan
à        Klien bisa belajar tingkah laku yang lebih realistic dan karenanya bisa mencapai keberhasilan
à        Jangka waktu terapi yang relatif pendek dan berurusan dengan masalah tingkah laku sadar
à        Teknik yang digunakan kurang mampu mengungkapkan data yang dialami dari diri pribadi klien
à        Hanya menekankan perilaku tanpa mempertimbangkan sisi perasaan
à        Tidak memberikan penekanan yang cukup pada dinamika tidak sadar dan pada masa lampau individu sebagai salah satu determinan dari TLnya sekarang
à        Bisa terjadi suatu tipe campur tangan yang dangkal karena ia menggunakan kerangka yang terlampu disederhanakan.

Referensi:

Corey, Gerald. Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Revika Aditama. Bandung. 2010.
http://vievie28.web.id/index.php?option=com_content&view=article&catid=1&id=88&Itemid=75











0 komentar:

Posting Komentar