Ibu,
Aku
memang tidak pernah melihat wajahmu, dan aku memang tidak tumbuh dalam dekap
asuhmu. Tetapi ibu perlu tau bahwa aku tumbuh dengan baik, mereka sangat
menyayangiku, mereka sudah mencoba untuk melakukan segalanya agar aku tumbuh
menjadi seorang anak yang dapat membanggakan.
Ibu,
Aku
juga memiliki banyak sahabat dan mereka sangat baik padaku. Mereka tidak hanya
bersamaku ketika bahagia saja, tetapi mereka selalu ada untukku dalam setiap
kondisi. Jika kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya akan aku kenalkan
mereka padamu.
Ibu,
Aku
mencintaimu, aku sangat merindukanmu. Walaupun banyak orang yang sayang padaku,
tetapi ibu selalu punya ruang khusus di hatiku. Ruang yang hanya aku
peruntukkan untukmu bukan orang lain, karena engkau sangat berharga dalam
hidupku.
Ibu,
Maafkan
aku, karena masih belum mampu menjadi seorang anak yang membanggakan. Aku tau
seperti apa usahamu agar dapat menjadi seorang ibu yang baik dan agar anakmu
menjadi seorang yang membanggakan. Beberapa waktu lalu aku menemukan sebuah
buku yang berisi berbagai kliping. Berbagai artikel engkau kumpulkan sebagai
pendukung semata-mata agar engkau dapat menjadi ibu terbaik. Dari semua artikel
tersebut aku tau betapa besarnya cintamu padaku.
Ibu,
Seorang
ustad pernah berkata “seseorang yang sudah meninggal dunia tidak berarti dia
benar-benar jauh denganmu, sebenarnya mereka berada dekat denganmu”. Aku percaya
itu. Aku yakin saat ini ibu sedang melihat aku menulis surat ini, dan ibu pasti
melihat aku menangis karena sangat merindukanmu. Entah bagaimana caranya agar
rasa rindu ini dapat terobati, karena hanya air mata yang selalu tumpah ketika
rasa rindu ini hadir di hati.
Thank
you for giving birth to me, Love you