Sabtu, 01 Maret 2014

Bunda, Maafkan Kakak..


Sabtu, 06.04.2013 (tulisan yang belum tersampaikan)
Sejak kecil saya sudah kehilangan ibu, beliau meninggal dalam perjuangan melahirkan saya kedunia. Dari kecil saya tidak begitu paham tentang arti seorang ibu karena masa kecil saya lalui bersama nenek, dan saudara-saudara almarhumah. Namun sesekali ayah dan bunda datang menjenguk saya. Banyak teman-teman yang bertanya, sejak kapan saya menyadari bahwa ibu saya sudah meninggal dan bagaimana respon saya ketika tau posisi ibu telah terganti oleh bunda. Jawabannya adalah saya tidak tau kapan pastinya karena semuanya mengalir begitu saja. Dan ketika saya tau bunda hadir dalam kehidupan kami, ya saya biasa saja karena memang saya tidak begitu memahami tentang arti ibu serta perbedaannya dengan bunda .
Saya menyadari begitu banyak kesalahan yang telah saya lakukan dan saya yakin itu menorehkan luka dihati bunda. Kala itu saya adalah sosok anak kecil yang sangat menyebalkan. Suka membantah, maunya menang sendiri, bergaul dengan laki-laki dan saya tidak pernah mengenal waktu ketika asik bermain. Kebiasaan tersebut juga terbawa ketika sesekali saya menginap dirumah ayah (istilah saya). Salah satu penyebab kenakalan saya waktu itu adalah akibat terkontaminasi dengan lagu yang kira-kira begini lirirknya “ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja” dan film bawang putih bawang merah. Lagu dan film tersebut memiliki dampak yang sangat buruk pada saya. Walaupun nenek dan sodara-sodara sering menasehati tapi saya tidak perduli, dan saya tetap berpedoman pada lagu dan film tersebut. Astaghfirullah.
Bunda adalah sosok pribadi yang lembut dan jarang sekali marah. Beliau tidak pernah membeda-bedakan antara saya dan adik-adik, semua diperlakukan sama. Sejak kecil bunda selalu membelikan baju yang sama antara saya dan adik perempuan saya. Bahkan hingga kini usia saya sudah 22 tahun beliau masih saja membelikan baju yang sama untuk saya dan adik. Bahkan ketika lebaran tiba, beliau tidak sungkan untuk mengunjungi nenek, dan makam ibu saya. Sosok yang luar biasa. Waktu kecil saya sering sekali menyakiti hati bunda entah perilaku seperti apa yang sudah saya munculkan, namun ketika di ingat-ingat, sangat banyak kesalahan yang sudah saya lakukan. Sampai-sampai saya tidak bisa mengurutkan satu persatu.
“Bunda maafkan semua kesalahan kakak dimasa lalu, kesalahan seorang anak kecil yang tidak memahami arti seorang ibu”. Mungkin secara biologis bunda memang bukanlah ibu kandung namun secara psikologis beliau adalah ibu setelah ibu kandung saya. Saya sayang sama bunda. Dan saya banyak belajar dari segala segi kehidupan bunda. Banyak hal yang dapat dicontoh dari seorang bunda, yaitu ketika beliau berperan sebagai seorang ibu, maka beliau adalah sosok yang sabar dan tulus menyayangi anak-anaknya. Dan disaat beliau berperan sebagai seorang istri, maka beliau adalah sosok istri soleha yang dapat menyenangkan hati suami. Bunda, ibu serta istri luar biasa.
Sebenarnya inti dari semua tulisan ini adalah saya ingin menyatakan bahwa ”kakak sayang bunda karena Allah”. Semoga semua ketulusan dan keikhlasan bunda selama ini berbuahkan syurga. Insyallah.
“Tulisan kali ini akan saya dedikasikan buat bunda....”

3 komentar:

  1. termasuk ana sebagai kawan bermain diwaktu itu (pet - pet nyut,kasti,talo yeye,keong keongngan. hahhahaha) bahkan jadi pemanjat jambu hahahahha....jadi ingat... masa masa kecil kita.. dengan berbagai permainan- permainan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaaa.. sang wate kak azet ek bak jambe droen yng peu karue dri meuyup... :D :p

      Hapus