Ibu,
tiga huruf yang memiliki nilai sangat berharga. Ibu adalah mentari dikala hati
tak lagi memiliki cahaya, ibu adalah energy dikala diri tak lagi bergairah.
Didalam
dunia ini kita memiliki dua sejoly yang WAJIB kita hormati dan kita sayangi
yaitu AYAH dan IBU. Tanpa mereka kita tidak mungkin hadir kedunia ini. Aku
tidak pernah marah dan juga tidak pernah protes dengan keadaanku ini. Aku tetap
bersyukur masih diberikan seorang ayah yang sangat luar biasa dan orang-orang
yang tulus menyayangiku.
Semenjak
kecil ibu telah pergi meninggalkanku. Beliau pergi pada tanggal 5 februari 1991
tepat ketika aku dilahirkan. Murni, aku sama sekali belum pernah berjumpa
dengan ibu bahkan tidak akan bertemu sama sekali. Aku menyayangi ibu, aku
mencintainya, aku menghargai setiap tetes keringat yang tumpah disaat engkau
mengandungku, engkau berjuang melawan maut dan memperjuangkan hidupku. Aku
sangat mencintaimu ibu…
Ibu
engkau adalah pejuang sejati..
Kini
usiaku akan bertambah menjadi 21 tahun. Secara teori aku sudah memasuki tahap
dewasa awal. Saat ini aku merasa sangat membutuhkan sosok ibuku. Aku adalah
seorang remaja putri yang sebentar lagi akan berubah menjadi seorang wanita
dewasa. Banyak hal-hal yang seharusnya aku perbincangkan dengan ibuku dan tidak
bisa dengan mudah aku utarakan kepada ayahku. Ini sangat menyiksaku..
Sekarang
aku baru mengerti, pada saat anak akan
menginjak masa remaja dia sangat membutuhkan sosok ibu yang dianggap mau
mendukung semua keinginannya. Sedangkan pasa masa dewasa, anak membutuhkan
sosok ibu lebih untuk mendiskusikan apapun yang mengganjal dihatinya yang tidak
dapat di utarakan semuanya kepada ayahnya, bukan karena sosok ayah tidak
penting, tetapi sosok ayah dan ibu memiliki intensitas kepekaan yang sangat
berbeda. Ayah cenderung dengan kerasionalannya sedang ibu penuh dengan perasaan
dan kelembutan, aku rindu itu.
Aku
butuh sosok ibuku saat ini juga. Aku yakin jika ibu ada disampingku saat ini,
mungkin aku tidak akan seperti ini. Aku akan merasa lebih tenang dan mungkin
akan mengambil keputusan yang tepat. Saat ini aku sangat membutuhkan beliau.
Aku pernah memimpikan ketika aku besar nanti, ketika aku mulai menyukai lawan
jenis aku akan mengutarakannya kepada ibu kemudian ibu memberiku beberapa kalimat
yang dapat menentramkan hatiku. Ah..itu hanya anganku seta.
Namun
apa yang bisa aku lakukan sekarang, ibu telah pergi kehadiran- Nya. Ibu sosokmu
kekal didalam hati. Engkau pahlawan bagiku, pengorbananmu sangat besar untukku.
Nanti ketika aku berada di posisimu, akan aku ceritakan bagaimana perjuanganmu
untukku kepada anak-anakku. Anak-anak yang seyogianya adalah cucumu.
Ibu
aku sayang ayah dan nenek…
Ibu,
aku akan menjaga nenek dan ayah semampuku. Aku janji tidak akan mengecewakan
ayah. Aku mencintai ayah karena Allah. Walaupun tidak banyak namun ada sedikit
sosokmu didalam dirinya. Ayah begitu sabar menghadapiku, tak pernah
mengecewakan aku. Ibu kapan kita bisa
berjumpa, kapan engkau akan hadir lagi dalam mimpiku ??. ada yang inginku
sampaikan padamu.
Ibu,
ayah masih sangat mencintaimu. Itu sangat jelas terlihat dari raut wajahnya
ketika beliau menceritakan kenangan bersamamu dulu. Ayah juga selalu
memuji-muji dirimu. Semoga Allah mempertemukan kita bertiga di Surga-Nya, amin
ya Rabb…
Ibu..
Aku
yakin, jika sekarang engkau ada disini engkau pasti sedang menghibur diriku.